Laman

Sabtu, 30 Januari 2016

[FF] The Destiny of Love #2




cast :
Kim Soo Hyun
Bae Soo Ji (Suzy)
Jun Ji Hyun
Bang Sung joon
Park Jiyeon
park Shin Hye
Jung Yong Hwa






Author POV

Suzy berlari keluar meninggalkan gedung tempat pameran foto Park Shin Hye. Suzy menangis, dia tidak melihat sekelilingnya sehingga berkali-kali dia menabrak, “Maaf... Maaf ... Maaf” hanya kata maaf yang terucap ketika dia menabrak seseorang. Sesampainya Suzy di depan gedung, lagi-lagi dia menabrak seseorang dan kali ini sampai jatuh. Suzy bukannya bangkit untuk meminta maaf seperti yang dilakukan sebelumnya, dia hanya duduk menangis semakin keras.

“Hya... kamu yang menabrakku, kenapa kamu yang nangis ?” kata seorang namja yang ditabrak Suzy.

“...” Suzy hanya menangis tanpa mempedulikan namja itu.

“Hya Hya Hya ... bangun cepat, nanti orang berfikiran macam-macam,” kata namja itu dengan suara sedikit membisik.

“Mianhe ... mianhe ...” Suzy akhirnya merespon namun tanpa melihat namja itu dan tetap tunduk menangis.

Tanpa menunggu lagi, kesabarannya mulai hilang, namja tersebut langsung menggendong Suzy masuk ke mobilnya yang mengakibatkan Suzy sadar dan berteriak minta diturunkan.

“HYA ... turunkan aku, aku kan sudah minta maaf, turunkan aku,” Kata Suzy memberontak sambil memukul namja tersebut.

“Hyak, appo ... aku kan sudah bilang bangun, karena kamu tidak bangun maka aku membantumu, arrasso!” kata namja itu tanpa menurunkannya dan tetap saja berjalan menuju mobilnya.

“Ok ... sekali lagi aku minta maaf, aku sungguh minta maaf, jadi tolong turunkan aku,” kata Suzy memohon, “TURUNKAN AKU!” teriak Suzy di telinga namja itu.

“Oke, kalau itu maumu ...” tanpa berbicara lagi, namja itu menurunkan Suzy dengan sangat kasar, dia hanya langsung melepaskan kedua tangannya dan hal hasil Suzy jatuh dan mendapat luka di kakinya.

“Hyak, kamu gila ya ... “ kata Suzy berteriak.

“Itu kan keinginanmu, jadi aku lepaskan.” kata namja itu tidak peduli.

“Lihat!! Gara-gara ulahmu, aku jadi terluka.” kata Suzy sambil merasakan sakit di kakinya yang tergores dan mengeluarkan sedikit darah.

“Kamu tidak apa-apa?” kata namja tersebut setelah melihat luka Suzy.

“Aniii ... aku sedang apa-apa, dasar pabo,” kata Suzy jengkel.

“Kalau begitu sekarang kamu tidak usah berkata apa-apa lagi jika kamu tidak mau terluka” kata namja itu dan kemudian langsung menggendong Suzy kembali dan membawanya ke mobilnya.

Suzy POV

Di saat suasana hatiku yang sangat kacau, tiba-tiba aku bertemu seorang namja yang aneh. Dia membawaku tanpa izinku terlebih dulu, dibenakku timbul seribu prasangka, aku hanya bengong sambil memandang namja tersebut. Karena perasaanku yang tidak karuan sekarang aku hanya memandanginya tidak percaya dengan tindakannya. Beberapa menit kemudian mobil tersebut melaju, aku memberanikan diri membuka pembicaraan.

“Hyak, kamu siapa, hah ? seenaknya saja membawaku, emang kita mau kemana?” tanyaku curiga.

“...” tidak ada jawaban, namja itu mengacuhkanku.

“HYAAAKkk ... aku bilang kamu siapa ? Dan kita mau kemana, hah ?” kataku lebih meninggikan suaranya.

“Bisa tidak pelankan suaramu dan tenang sediki,t” kata namja itu tidak tahan dengan suara kerasku.

“Ichhhh ... cuma yeoja pabo yang cuma berdiam diri jika dibawa sama namja yang tidak dikenalnya.” kataku  jengkel.

“Tenanglah, aku bukan orang jahat ... ikut saja kemana aku pergi sebagai tanda permintaan maafmu.” kata namja itu datar.

“Aku harap begitu, jika kamu bermaksud jahat maka kamu akan dapat masalah besar.” kataku mengamcam.

Namja itu terus melajuhkan mobilnya di jalan raya. Beberapa menit kemudian namja itu menghentikan mobilnya di sebuah rumah makan dan dia langsung menyuruhkan turun.

Author POV
               Suzy dan namja yang ditabraknya berhenti di sebuah rumah makan, namja itu langsung menarik tangan Suzy masuk.

“Duduklah dan bersikap tenang, jangan banyak bertanya ... okey.” kata namja itu yang hanya membuat Suzy semakin heran dan namja itu langsung saja memesan makanan tanpa menanyakan apa yang Suzy ingin makan.

“Hya, apa yang kamu lakukan ? Kenapa kita pergi ke rumah makan ?” tanya Suzy.

“kita pergi ke rumah makan, ya untuk makan, mau apa lagi,” kata namja itu santai.

“Ich, dasar aneh ...” kata Suzy tidak bisa berkata-kata lagi.

Sambil menunggu makanan yang dipesan, namja itu mengambil sebuah kantongan di saku bajunya.

“Ini ...” kata namja itu menyodorkan kantongan yang diambilnya.

“Ini apa ?” kata Suzy sambil meraih kantongan itu dan setelah dibukanya itu adalah sebuah obat untuk mengobati luka Suzy.

“itu untuk lukamu, pakailah sebelum lukanya parah.” kata namja itu terlihat peduli.

Suzy tanpa basa-basi lagi langsung mengobati lukanya.

“Gumawo ...” kata Suzy berterima kasih.

“Bukan apa-apa, itu juga salahku, mianhe,” kata namja itu menyesal.

“Wah, ternyata kamu baik ...” kata Suzy yang langsung dipotong oleh namja itu, “aku kan sudah bilang kalau aku bukan orang jahat”.

“Oh iya, namaku Suzy, kamu siapa ?” tanya Suzy mulai merasa nyaman.

“Bang Sung joon, Panggil saja Sung Joon atau oppa ... “ kata namja itu memperkenalkan dirinya.

“Ich ... oh iya, kaya’nya tadi kamu mau melihat pameran Shin Hye oenni, kalian saling kenal ?” tanya Suzy penasaran dan dia selesai mengobati lukanya.

“oh, Shin Hye, kami saling kenal, kami satu sekolah dulu, dia mengundangku ...” jawab Sung Joon dan kemudian melanjutkan dengan pertanyaan, “Kamu tadi jalan tidak lihat-lihat sampai menabrak, emang ada apa ?”.

“ow ... itu ... mmm ... bukan apa-apa, aku hanya kurang hati-hati.” kata Suzy menutupi kesedihannya.

“Begitu kah ? itu tidak seperti kelihatannya, dari sudut pandangku, kamu seperti seseorang yang melihat orang yang kamu cinta bersama orang lain ... heheheh ...” kata Sujng Joon nada bercanda.

“Hya, itu tidak benar ...” kata Suzy mengelak dan bertepatan dengan itu makanan mereka tiba.

...

“Ya sudahlah, apa pun itu, itu bukan urusanku, bukan tempatnya aku ikut campur kan.” kata Sung Joon pengertian, “kalau begitu ayo kita makan” mereka pun menikmati hidangannya.

“o.iya, aku minta maaf karena tadi menabrakmu dan sekarang kamu tidak melihat pameran Shin Hye oenni, mianhe oppa.” kata Suzy menyesal.

“Hei, kamu memanggilku oppa ?” kata Sung Joon sedikit menggoda.

“karena kamu lebih tua,” jawab Suzy santai.

“mmm ... aku juga minta maaf karena sudah menjatuhkanmu dan membawamu tanpa izin, anggap saja ini permohonan maafku” kata namja itu sambil menikmati makanannya.

...

Setelah mereka selesai makan, namja itu mengantarkan Suzy pulang. Mereka terlihat lebih akrab setelah keluar dari rumah makan.

#Tiba di rumah Suzy

“Gumawo sudah mengantarku pulang.” kata Suzy setelah keluar dari mobil Sung Joon.

“Okey, bukan masalah, o.iya mana HP mu ?” kata Sung Joon menanyakan Hp Suzy dan setelah Suzy memperlihatkan Hp-nya, Sung Joon langsung menelpon menggunakan HP Suzy yang ternyata dia menelpon nomornya sendiri.

“Buat apa oppa mengambil nomorku ?” tanya Suzy heran.

“Buat berjaga-jaga. Okey, kalau begitu aku pergi dulu, Bye ... simpan nomorku ...” kata Sung Joon dan langsung melesatkan mobilnya pergi.

Suzy masih tampak heran dan langsung dikejutkan oleh sebuah suara.

“Hyak, Bae Soo Ji ...” panggil suara tersebut.

“Oppa ... Soo Hyun oppa sedang apa disini ?” kata Suzy kaget melihat sosok yang dilihatnya.

“Aku menunggumu dari tadi, kamu kemana saja ? meninggalkan pameran dengan terburu-buru sampai lupa dengan tasmu,” kata Soo hyun khawatir.

“O.iya, aku lupa ... mmm ... gumawo oppa sudah membawa tasku, kalau begitu sebaiknya oppa pulang dan istrirahat, aku masuk dulu, Bye.” kata Suzy tanpa ingin menjawab pertanyaan Soo Hyun dan langsung berlari ke dalam rumahnya, tapi terhenti karena Soo Hyun memegangi tangannya.

“Hya, Soo Ji-a, aku bertanya padamu dan siapa yang mengantarmu pulang ? aku tidak pernah melihatnya,” tanya Soo Hyun sambil memegangi tangan Suzy.

“Aku hanya ada urusan yang mendesak dan dia itu temanku oppa ...” kata Suzy berusaha melepaskan genggaman Soo Hyun, “Oppa aku sangat capek, aku ingin istirahat, sebaiknya oppa pulang saja dan istirahat, besok kita bicara, okey. “ kata Suzy yang tmenyembunyikan kesedihannya.

“Tunggu dulu, kakimu kenapa?” kata Soo Hyun khawatir tidak sengaja melihat kaki Suzy.

“o ... ini ... ini bukan apa-apa, hanya luka kecil, tadi aku tidak sengaja jatuh di depan gedung pameran oenni,” kata Suzy berusaha menjelaskan, “sebaiknya oppa pulang, aku sangat-sangat capek.” kata Suzy yang langsung berlari masuk ke rumahnya.

Soo Hyu POV

Aku heran dengan sikap Suzy, dia jadi aneh setelah bertemu Ji Hyun nuna.

Ada Apa ya ??? ... ah, sebaiknya aku pulang, mungkin dia memang terburu-buru tadi dan sekarang sangat capek” kata batinku menenangkan.

Aku pun langsung pulang setelah Suzy masuk ke dalam rumahnya walaupun ada beribu pertanyaan dibenakku.

Author POV

Keesokan harinya Suzy bersiap pergi ke butiknya, yups Suzy membuka butik dan dia adalah seorang disainer. Suzy bekerja sama dengan temannya Park Jiyeon. Mereka sudah setahun menggeluti bisnis tersebut dan usahanya cukup lancar. Suzy bersiap-siap  tanpa tahu Soo hyun telah menunggunya di depan rumah dan setelah dia keluar betapa kagetnya dia.

“Oppa, oppa ngapain disini ?” tanya Suzy heran.

“Untuk apa lagi, pastinya untuk mengantarmu ke butik.” Jelas Soo Hyun.

“Tapi aku bisa sendiri oppa, dan lagian  ...” kata Suzy terhenti melihat sebuah mobil yang berhenti di depan rumahnya dan langsung menyapa orang yang di dalam mobil, “Oppa ... oppa kenapa disini ?” tanya  Suzy pada pria yang berada di mobil itu yang ternyata adalah Sung Joon.

“Kebetulan kamu di luar, aku ingin mengantarmu, bagaimana ?” kata Sung Joon yang keluar dari mobilnya.

“Tapi ...” kata Suzy terhenti kembali berfikir, “mmm, sebaiknya aku ikut Sung Joon oppa, lagian aku masih tidak ingin bicara dengan Soo Hyun oppa” batin Suzy.

“Oppa, mianhe ... aku harus pergi dengan Sung Joon oppa, ada sesuatu yang perlu kami bicarakan ... Bye.” kata Suzy yang langsung menghampiri Sung Joon dan masuk ke mobil Sung Joon tanpa mempedulikan Soo Hyun.

Soo Hyun POV

Sekali lagi dia terlihat seperti menghindariku, ada apa dengannya, aku hanya bertanya dengan diriku sendiri dan melihat mobil yang ia pilih berlalu pergi, mobil yang sama dengan yang aku lihat semalam.

Author POV

Suzy dan Sung Joon berlalu meninggalkan Soo Hyun. Suzy terlihat sangat sedih meninggalkan Soo Hyun. Entah apa yang merasuki dirinya pagi ini, dia menolak ajakan oppa yang selama ini dia sukai. Selama perjalanan Suzy hanya memandang kosong ke luar jendela mobil.

“ Suzy-a, kamu kenapa ?” kata Sung Joon mengagetkan Suzy.

“ ah, ne ?” kata Suzy yang tersadar dari lamunannya.

“ Kamu kenapa ? dari tadi diam saja,” ulang Sung Joon lagi.

“ ow ... aku tidak apa-apa kok, hanya saja aku masih sedikit ngantuk, mian oppa.” kata Suzy berbohong, “ o-iya, oppa kok datang menjemputku ?” lanjut Suzy bertanya.

“ ow itu ... aku hanya tidak sengaja lewat, aku lihat kamu jadi aku sekalian saja ingin  mengantarmu, supaya kita bisa lebih dekat, heheh” goda Sung Joon pada Suzy, “ mm ... pria yang tadi siapa ?” lanjut Sung Joon bertanya.

“ ow, itu ... itu Soo Hyun oppa, dia tadi mau mengantarku juga.” Jawab Suzy.

“ Lalu, kenapa kamu nggak milih diantar sama dia ? apa kamu ... kamu udah jatuh cinta ya sama aku ?” kata Sung Joon menggoda Suzy lagi.

“ Ich, aniya oppa ... mmm, aku cuma lagi nggak mau bicara sama Soo Hyun oppa,” kata Suzy dan terlihat raut sedih di wajahnya.

“ Jangan-jangan, kemarin ... kemarin kamu seperti itu karena dia ?” tanya Sung Joon menyambungkan dengan kejadian sebelumnya.

“ Aich, oppa ... sudahlah, aku tidak  mau membahasnya, sebaiknya oppa fokus menyetir dan mengantarku dengan aman ke butik.” kata Suzy berusaha menghentikan arah pembicaraan Sung Joon.

“ Okey, Tuan Putri ... pelayan setiamu ini akan memgantarmu dengan aman sampai ke tempat tujuan.” kata Sung Joon bercanda dan hal hasil Suzy pun tertawa mendengar kata-kata Sung Joon yang menggelikan itu.

@Butik Suzy

“ Kita sudah sampai , tuap putri.” kata Sung Joon masih bercanda.

“ Ich, oppa ... aku mau muntah mendengar kata-katamu,” kata Suzy risih mendengar kata-kata Sung Joon, “ o-iya oppa, oppa mau mampir ?” tawar Suzy.
“ mm ... kaya’nya nggak usah deh, aku ada urusan, lain kali pasti aku akan mampir.” Kata Sung Joon.

“ Kalau gitu, gumawo oppa udah ngantarin aku.” kata Suzy dan keluar dari mobil Sung Joon.

Setelah Suzy keluar dari mobil Sung Joon, Sung Joon pun berlalu pergi. Suzy masuk di dalam butiknya, tampak sahabatnya Jiyeon telah menunggunya dan sedari tadi memperhatikan Suzy yang baru saja datang.

“ Suzy ... Bae Soo Ji ... kamu diantar sama siapa, ah?” kata Jiyeon menyeramkan.

“ Jiyeon-a, kamu belum minum obat ya? Iiiiii ... kamu menakutkanku.” Kata Suzy menghindari pertanyaan Jiyeon.

“ Hyak, Bae Soo Ji ... jawab pertanyaanku,” teriak Jiyeon, “ pria yang mengantarmu itu siapa, ah ?” lanjut Jiyeon.

“ oke oke, tadi itu Sung Joon oppa, dia itu temannya Shin Hye oenni, puas ...” kata Suzy menjawab kesal pertanyaan Jiyeon.

“ Soo Hyun oppa dimana ? dia tidak mengantarmu ?” tanya Jiyeon.

“ Jiyeon-a, untuk hari ini tolong jangan menyebut nama Soo Hyun oppa,” kata Suzy masih kesal dengan Soo Hyun.

“ Kamu bertengkar dengan Soo Hyun oppa ?” tanya Jiyeon penasaran.

“ PARK JIYEON ... kamu sahabatku kan ?” kata Suzy kesal.

“ Baiklah, aku tidak akan mengganggumu lagi.” kata Jiyeon tersenyum manis pada sahabatnya.

Suzy dan Jiyeon melanjutkan aktivitas mereka di butik. Suzy berada di butiknya hingga malam tiba. Hari-harinya seperti biasa namun untuk saat ini ada rasa kesal di hatinya.

“ Suzy-a, kita pulang bareng ya, kamu kan tidak bawa mobil.” Kata Jiyeon menawarkan tumpangan pada sahabatnya.

“ Okey, aku tidak mungkin menolaknya kan.” kata Suzy tersenyum manis pada sahabatnya.

“ Suzy-a, kamu tidak mau memberitahuku tentang Soo Hyun oppa ? aku kan sahabatmu, cerita saja ...” kata Jiyeon mencoba meringankan beban sahabatnya.

“ Kemarin ... kemarin Soo Hyun oppa bertemu dengan wanita yang dia cintai dulu, aku nggak sengaja menabrak wanita itu, aku hanya kesal karena oppa hanya membantu wanita itu dan mengabaikanku bahkan dia memarahiku.” kata Suzy mulai curhat dengan sahabatnya.

“ Kamu cemburu ? itu kan salahmu juga,” kata Jiyeon menanggapi sahabatnya.

“ Cemburu ??? mungkin,” kata Suzy, “ aku akui kalau aku yang salah, tapi oppa tidak membantuku, dia hanya memperhatikan wanita itu.” lanjutnya.

“ Wanita itu kan seniornya dulu di kampus dan sudah lama tidak bertemu, jadi mungkin Soo Hyun oppa hanya ...” kata Jiyeon terpotong.

“ Hanya apa ? aku tahu oppa pasti masih mencintainya, makanya dia lebih memperhatikan wanita itu, wanita itu lebih penting dari aku yang hanya dia anggap sebagai adik.” Kata Suzy kesal.

“ Suzy-a, kamu kan nggak tahu perasaan Soo Hyun oppa gimana, lagian kamu sendiri yang langsung cemburu buta, Soo Hyun oppa hanya bertemu dengan cinta lamanya, kamu langsung saja cemburu tak karuan.” kata Jiyeon dan mendapat tatapan sinis dari Suzy.

“ Hyak PARK JIYEON ... kamu sahabat siapa sih ? kalau gini ceritanya malas cerita sama sahabat yang tidak mengerti sahabatnya.” Kata Suzy dan langsung saja pergi.

“ Hya, Suzy-a ... aku kan cuma menanggapi ceritamu dan itulah pendapatku, jangan marah Bae Soo Ji,” kata Jiyeon mengejar Suzy ke luar butik, “ kalau kamu marah sama aku, kamu pulang sendiri loh,” lanjut Jiyeon bercanda.

“ Hya, kamu sudah tidak membelaku dan sekarang kamu tidak mau memberi tumpangan ? dasar sahabat jahat, JIYEON PABO.” Kata Suzy kesal.

“ Kalau begitu berhentilah marah padaku, nanti aku beliin es krim deh,” bujuk Jiyeon.

“ Kalau begitu kita berangkat sekarang.” Kata Suzy dan langsung menuju ke mobil Jiyeon.

“ Ich ... dasar Bae Soo ji.” kata Jiyeon tersenyum.

Suzy dan Jiyeon pulang dari butiknya. Jiyeon mengantar Suzy ke rumahnya. Selama perjalanan Suzy hanya tidur di dalam mobil.


@Rumah Suzy.

Suzy dan Jiyeon sekarang telah berada di depan rumah Suzy. Jiyeon berusaha membangunkan Suzy yang tertidur lelap.

“ Suzy-a ... Bae Soo Ji ... kita sudah sampai di rumahmu ...” kata Jiyeon namun Suzy belum bangun juga, “ Suzy-a, ada Soo Hyun oppa ...” lanjut Jiyeon dan hal hasil membangunkan Suzy.

“ Mwo ? Soo Hyun oppa ?” kata Suzy yang bangun hanya mendengar nama Soo Hyun.

“ Soo Hyun oppa ada di rumahnya ... “ kata Jiyeon sambil tertawa puas mengerjai Suzy.

“ Hyak ... PARK JIYEON.” teriak Suzy kesal.

“ Siapa suruh tidur susah banget dibangunin,” kata Jiyeon dan Suzy langsung keluar dari mobil Jiyeon.

“ GUMAWO ... sudah mengantarku.” Kata Suzy disertai suaru pintu mobil yang tertutup keras ulah Suzy kesal.

“ Hyak .. pintunya bisa rusak ...” kata Jiyeon kesal.

“ Pulang saja sana, udah malam.” Kata Suzy meledek Jiyeon. Jiyeon dengan pasrah dan berlalu pergi dari rumah sahabatnya.

Suzy masuk ke dalam rumah dengan wajah yang masih sangat ngantuk. Suzy hendak ke kamarnya tapi terhenti.

“ Suzy-a ... kamu baru pulang dari butik ?” tanya Yong Hwa menghentikan langkah Suzy.

“ Ne, oppa.” Jawab Suzy singkat dan melanjutkan langkahnya.

“ Suzy tunggu ... oppa mau minta tolong.” Kata Yong Hwa menghentikan langkah Suzy lagi.

“ Minta tolong apa oppa ? besok saja, aku sangat ngantuk.” kata Suzy hendak menolak.

“ Tolong bawakan dokumen ini ke Soo Hyun.” Kata Yong Hwa sambil menunjukka sebuah berkas.

“ Hya oppa, oppa saja yang bawa, aku sangat ngantuk,” kata Suzy menolak, “ lagian aku malas bertemu dengan Soo Hyun oppa,” lanjut Suzy dalam hatinya.

“ Oppa sudah rapi, bersiap untuk tidur ... kamu kan belum ganti pakaian jadi kamu saja yang bawa dokumen ini.” kata Yong Hwa da mendorong Suzy dengan paksa ke arah pintu.

“ Hya oppa ... oppa ...” teriak Suzy namun tidak berdaya dan akhirnya dia pasrah untuk pergi ke rumah Soo Hyun, “ Dasar OPPA ... PABO ...” lanjut Suzy teriak dengan kesal.

“ Nanti aku traktir deh,” kata Yong Hwa dan menutup pintu.

“ Padahal aku masih kesal dengan Soo Hyun oppa.” Kata Suzy kesal.

Suzy pergi ke rumah Soo Hyun dengan pasrah.

@Rumah Soo Hyun

Suzy sampai di depan pintu rumah Soo Hyun. Suzy tidak asing lagi dengan rumah Soo Hyun, dia sudah beberapa kali ke rumah Soo Hyun, Suzy bisa saja langsung masuk tapi dengan suasana hatinya yang kesal, dia memilih menunggu Soo Hyun membuka pintu. Suzy berkali-kali menekan bell dan memanggil nama Soo Hyun, tapi tidak ada jawaban.

~ Di dalam rumah Soo Hyun ~

Ternyata di dalam rumah Soo Hyun kedatangan tamu yaitu Jun Ji Hyun. Soo Hyun berada di halaman belakang rumahnya dan dia menyalakan musik dengan suara keras sehingga dia tidak mendengar suara bell dan panggilan Suzy.

“ Ji Hyun nuna, nuna sudah lama balik ke Korea ?” tanya Soo Hyun pada Ji Hyun.

“ Sekitar dua bulan yang lalu, aku ada urusan penting disini, tiga bulan lagi aku sudah akan balik ke Jepang,” jawa Ji Hyun, “ o.iya, gadis yang kemarin adiknya Yong Hwa kan ? kalian dekat ?” lanjut Ji Hyun.

“ Ne, nuna ... dia cantikkan ?” tanya Soo Hyun.

“ Pastilah, kakanya saja tampan pasti adiknya cantik,” Jawab Ji Hyun, “ Kalian pacaran ?” lanjutnya.

“ Tidak nuna, kami nggak pacaran kok ... aku masih menunggu nuna,” kata Soo Hyun menggoda Ji Hyun.

“ Ich, kamu ada-ada saja, jangan mennggodaku seperti itu.” Kata Ji Hyun, “ sebaiknya kamu sama gadis itu, dia kelihatannya menyukaimu.” Lanjutnya.

“ Entahla ...” kata Soo Hyun, “ o.iya, nuna kesini pasti tidak hanya ingin membicarakan Suzy kan ? ada apa nuna ?” lanjut Soo Hyun bertanya.

Ji Hyun mengambil sesuatu dari tasnya dan memberikan pada Soo Hyun. Saat Soo Hyun mengambilnya, tidak lama kemudian Soo Hyun memeluk Ji Hyun dan memberi ucapan selamat.

“ chukkae nuna ...” kata Soo Hyun dan tanpa ia ketahui Suzy telah berada tidak jauh dari tempat Soo Hyun dan Ji Hyun. setelah beberapa kali menekan bell dan memanggil nama Soo Hyun namun tidak ada jawaban, akhirnya Suzy memutuskan masuk dan saat dia masuk tidak ada tanda-tanda keberadaan sesorang namun dia melihat sepatu wanita, Suzy mencari di setiap sudut rumah dan akhirnya dia pergi ke halaman belakang dan betapa kagetnya dia melihat Soo Hyun yang memeluk Ji Hyun.

Soo Hyun yang sakin senangnya langsung memeluk Ji Hyun dan tidak lama kemudian dia merasakan kehadiran orang lain selain mereka berdua. Soo Hyun melihat seseorang datang dan ternyata Suzy, betapa kagetnya, Soo Hyun langsung melepaskan pelukannya dan menyapa Suzy.

“ Suzy ??? kamu kenapa ke sini ?” tanya Soo Hyun menghampiri Suzy.

“ oh, ne oppa ... aku .. aku hanya ingin menyerahkan dokumen ini, Yong Hwa oppa menyuruhku.” Kata Suzy sambil menyerahkan dokumen yang dia bawa dengan perasaan yang tak karuan yang sekarang dia rasakan. Suzy ingin beranjak pergi namun kakinya tak mau melangkah dan mulutnya enggan berbicara.

“ Suzy ... kamu disini ? kamu masih ingat aku kan ? aku senior Soo Hyun dan kakakmu Yong Hwa.” Kata Ji Hyun menyapa Suzy dan membuat Suzy kaget.

“ Ne ... ne oenni ... aku masih ingat,” kata Suzy canggung, “ sepertinya aku mengganggu kalian, sebaiknya aku pulang dulu, ini juga sudah malam.” Lanjut Suzy ingin melarikan diri dari tempat itu.

“ Tidak Suzy, kamu tidak mengganggu kami, aku sudah mau pulang, jadi kamu disini saja.” kata Ji Hyun.

“ Nuna sudah mau pulang ? aku antar ya ?” kata Soo Hyun manawarkan tumpangan.

“ Tidak usah, aku bawa mobil kok.” tolak Ji Hyun dan berlalu pergi. Soo Hyun mengantar Ji Hyun sampai di pintu rumahnya dan meninggalkan Suzy yang berdiri mematung.

Setelah mengantar Ji Hyun, Soo Hyun kembali menghampiri Suzy. Soo Hyun sedari tadi memengan barang yang Ji Hyun berikan beserta dokumen yang Suzy berikan. Soo Hyun kemudian meletakkannya di meja ruang tamu kemudian Soo Hyun menghampiri Suzy.

“ Bae Soo Ji ... kamu kenapa ?” kata Soo Hyun mengagetkan Suzy yang sedari tadi mematung.

“ oh, ne oppa ... mmm ... aku tidak apa-apa,” kata Suzy tidak berani memandang Soo Hyun, “ Sebaiknya aku pulang juga oppa.” Kata Suzy dan langsung meninggalkan Soo Hyun, tapi Soo Hyun mengejarnya. Suzy berjalan hendak keluar dari rumah Soo Hyun, namun tiba-tiba Suzy berhenti di ruang tamu dan saat itu Soo Hyun pun angkat bicara.

“ Suzy, kita perlu bicara, bicaralah sama oppa ne ? apa salah oppa ?” tanya Soo Hyun yang tidak tahan lagi dengan sikap Suzy. Suzy hanya terdiam membelakangi Soo Hyun, Suzy melihat sesuatu tepatnya sebuah undangan pernikahan yag tertera nama Jun Ji Hyun di undangan tersebut. Suzy tidak melihat nama satunya lagi karena tertutup dengan berkas yang dia bawa tadi. Suzy tidak dapat menahannya lagi, hal hasil air matanya jatuh juga.  Soo Hyun merasa sesuatu terjadi karena tidak adanya jawaban dari Suzy. Soo Hyun beralih ke depan Suzy dan melihat Suzy menangis.

“ Suzy-a, kamu kenapa ? kamu menangis ? Kenapa? Apa oppa membuat kesalahan ?” tanya Soo Hyun khawatir melihat Suzy yang tiba-tiba menangis.

“ ...” tidak ada jawaban dari Suzy.

“ Suzy-a ...” panggil Soo Hyun dan membuat Suzy sadar.

“ Oppa ... oppa ... aku mau pulang ... selamat ya oppa ...” kata Suzy tiba-tiba dan berlari pergi menuju mobilnya. Soo Hyun mengejar Suzy namun Suzy dengan cepatnya pergi. Soo Hyun hanya bisa melihat kepergian Suzy.

Selama perjalanan  Suzy hanya menangis dan menangis. Suzy semakin keras menangis seiring dengan laju mobilnya. Suzy tidak tahan dan akhirnya menepikan mobilnya. Sedari tadi saat Suzy meninggalkan rumah Soo hyun terdengar suara HP Suzy yang menandakan ada panggilan masuk. Lama berbunyi, akhirnya Suzy mengangkat telponnya.

“ ...” tidak ada tanggapan dari Suzy, hanya isak tangisnya yang menjawab.

“ Suzy ...  Suzy, kamu menangis ? ada apa ?” tanya seseorang diseberang telpon khawatir dengan Suzy.

“ Sung Joon oppa ...” kata Suzy tidak melanjutkan kata-katanya, hanya menangis.

“ Sekarang kamu ada dimana ? katakan, aku akan menjemputmu.” kata Sung Joon.

“ Aku tidak apa-apa oppa, ... (hixgixhix) ...sekarang aku ada di rumah, oppa ada apa menelpon ?” tanya Suzy berbohong dan dia meredakan tangisannya.

“ Kamu betul tidak apa-apa ?” tanya Sung Joon masih khawatir.

“ Ne oppa, oppa kenapa menelpon ?” jawab Suzy dan mengulang pertanyaannya.

“ oh. Aku hanya ingin menyapamu sebelum tidur. Kamu beneran tidak apa-apa ?” jawab Sung Joon dan bertanya lagi.

“ Iya oppa, aku tidak apa-apa, sebaiknya sekarang oppa istirahat.” Kata Suzy dan langsung menutup telponnya.

Setelah menutup telpon, Suzy kembali menangis dan semakin keras. Suzy melajukan mobilnya, dia melanjutka perjalanannya namun dia tidak ke rumahnya, Suzy pergi ke rumah Jiyeon. HP Suzy terus berbunyi selama perjalanan, namun tidak digubrisnya sampai akhirnya Suzy sampai di rumah Jiyeon. Suzy keluar dari mobilnya dan meninggalkan HP-nya yang sedari tadi bunyi.

@Rumah Jiyeon

Jiyeon sudah bersiap tidur di kamarnya, namun saat dia membaringkan diri tiba-tiba terdengar suara bell rumahnya. Jiyeon menuju pintu rumahnya hendak membuka pintu. Saat Jiyeon membuka pintu, terlihat Suzy yang menangis dan sangat berantakan.

“ Kamu kenapa Suzy ?” tanya Jiyeon khawatir.

“ ...” tidak ada jawaban dari Suzy.

“ Sudahlah, kamu masuk dulu,” kata Jiyeon dan membantu Suzy berjalan masuk ke rumahnya. Jiyeon mendudukkan Suzy dan pergi mengambilkan minuman untuk Suzy, “ ini ... minumlah dulu,” kata Jiyeon saat kembali dari dapur membawakan Suzy segelas air.

“ Gumawo Jiyeon ...” kata Suzy setelah meminum air.

“ Kamu kenapa ? kenapa kamu menangis ?” tanya Jiyeon.

“ Soo Hyun oppa ... Soo Hyun oppa ...” kata Suzy hanya menyebutkan nama Soo Hyun.

“ Kenapa Soo Hyun oppa ?” tanya Jiyeon, “ sudahlah sebaiknya kamu istirahat, ceritanya besok saja, okey.” Lanjut Jiyeon tidak tega melihat keadaan sahabatnya dan membantunya berjalan ke kamarnya untuk istirahat. Saat sampai di kamar Jiyeon, Jiyeon membaringkan Suzy, Suzy hanya mengikuti perlakuan Jiyeon sambil menangis. Tidak lama Suzy menangis, akhirnya dia tertidur. Jiyeon memandangi wajah sahabatnya dan menghapus air mata di pipi Suzy.

@Rumah Suzy

Sedari tadi Yong Hwa menelpon Suzy namun tidak diangkat, Yong Hwa khawatir dengan adiknya yang tidak kunjung pulang. Hingga akhirnya suara bell rumah berbunyi, dia mengira itu Suzy namun dia sadar jika itu Suzy, maka Suzy akan langsung masuk ke rumah, tidak menekan bell. Yong Hwa membukakan pintu dan ternyata yang datang adalah Soo Hyun.

“ Soo Hyun ?? kamu kenapa kesini ? Suzy mana ?” tanya Yong Hwa yang heran melihat Soo Hyun tanpa Suzy.

“ Suzy belum pulang juga ?” tanya Soo Hyun balik.

“ Dari tadi dia belum pulang, bukannya Suzy di rumahmu, tadi aku menyuruhnya membawakan ...” kata Yong Hwa terpotong.

“ Iya ... tadi dia memang ke rumah, tapi dia pulang sambil menangis, aku khawatir jadi aku menyusulnya ke sini, aku kira dia sudah pulang.” Jelas Soo Hyun.

“ Dia belum pulang, dan kenapa Suzy menangis ?” kata Yong Hwa.

“ Jadi dia kemana ?” tanya Soo Hyun tanpa menjawab pertanyaan Suzy.

“ Entahlah ... dari tadi juga dia tidak mengangkat telponku,” kata Yong Hwa tidak tahu, “ o.iya, mungkin dia ke rumah Jiyeon, sebaiknya aku telepon Jiyeon.” Kata Yong Hwa menebak dan langsung menelpon Jiyeon.

“ Halo, Jiyeon ... apa Suzy ada dirumahmu ?” tanya Yong Hwa saat Jiyeon mengangkat telponnya.

“ Yong Hwa oppa ... iya, Suzy ada disini,” jawab Jiyeon.

“ Serahkan telponnya ke Suzy, aku mau bicara sama dia.” Kata Yong Hwa.

“ Tidak bisa oppa, Suzy sudah tidur,” kata Jiyeon, “ o.iya oppa, Suzy kenapa ? dia dari tadi menangis dan menyebut nama Soo Hyun oppa terus.” Jelas Jiyeon.

“ Aku juga tidak tahu ... sudahlah, tolong jaga Suzy baik-baik ya.” Kata Yong Hwa dan langsung memutus panggilan telponnya.

Yong Hwa langsung menatap Soo Hyun.

“ Suzy ada dirumah Jiyeon, katanya sedari tadi Suzy menangis dan memanggil namamu.” Kata Yong Hwa, “ memangnya ada apa ?” lanjutnya.

“ Kalau begitu aku akan kerumah Jiyeon ...” kata Soo Hyun dan hendak beranjak pergi namun ditahan oleh Yong Hwa.

“ Jangan ganggu dia dulu, sekarang dia sudah tidur, sebaiknya kalian bicara besok saja,” kata Yong Hwa, “ o.iya, kamu belum menjawab pertanyaanku,” Lanjut Yong Hwa.

“ Aku tidak tahu kenapa suzy menangis ... tadi saat dia datang ada Ji Hyun nuna, sesaat setelah Ji Hyun nuna pulang, Suzy juga ingin pulang , tapi saat dia mau keluar rumah, dia berhenti di ruang tamu, saat itulah dia menangis, aku juga tidak tahu kenapa.” Jelas Soo Hyun.

“ Suzy kenapa ya?” tanya Yong Hwa pada dirinya sendiri, “ Sudahlah Soo Hyun, sebaiknya kamu pulang dan bicara dengan Suzy besok.” kata Yong Hwa.


“ Baiklah, aku pulang dulu.” pamit Soo Hyun pada Yong Hwa.


TBC


Akhirnya part 2 bisa selesai juga setelah sekian lama ... heheheh ... semoga masih ada yang minat ...
Maaf kalau nggak menarik n banyak Typo ... sampai jumpa di part selanjutnya ...

Semangatin Taiyo buat nyelesaiin part selanjutnya ... tinggalkan jejak kalian ... :)



Jumat, 29 Januari 2016

[FF] Mr. Uchiha BAKA (chapter 1)





Naruto by Masashi Kishimoto

cast :
Sasuke
Sakura

Genre : terserah, dari dulu bikin FF bingung nentuin genrenya ... hehehehhh pengennya ada romancenya, moga-moga ajac romancenya dapet.

Rated : berhubung tentang pernikahan, jadi 17+ deh, tapi masih aman kok ...

Warning :
Typo mungkin tersebar dimana-mana, ceritanya nggak menarik, bahasa tidak baku, dll ...

" Halo, Taiyo balik lagi dengan FF buatan Taiyo, ya walaupun FF sebelumnya belum ada yang selesai ... o-iya FF ini buat teman Taiyo, Yuli-chan. FF ini pesanan dia, semoga Yuli-chan suka dan reader yang lain juga suka. Taiyo mencoba buat FF dengan karakter anime  dari Jepang, semuanya pasti udah kenal castnya.kan ... FF ini sulit banget Taiyo buat, soalnya Taiyo harus belajar bahasa Jepang dulu supaya agar Jepangnya kena', kalau buat FF Korea ya lumayan mudah karena lebih terbiasa dengan bahasa Korea dibanding Jepang."

ok selamat membaca :)

1
2
3




“ Sakura, tolong buatkan kopi !”

“ Baik, Pak.”

...

“ Ini kopinya Pak."

“ Sakura, copy dokumen ini secepatnya !”

“ Baik, Pak”

...

“ Ini dokumkennya pak.”

“ Kamu bisa kerja nggak sih, copy lembaran segini saja lama sekali,”

“ Maaf Pak ... tapi menurut saya ini tidak lama, dokumen yang harus saya copy-pun cukup banyak.”

“ Jadi, kamu menuduh saya cuma mencari-cari kesalahan, ah ? dan kamu bilang dokumen segini banyak, ah? Kamu fikir saya tidak tahu membedakan mana yang sedikit, mana yang banyak, ah?”

“ Tidak Pak,”

“ Kalau tidak, maksud kamu berkata begitu apa, saya tidak mungkin protes jika kamu tidak membuat kesalahan,”

“ Maaf Pak,”

“ Saya memang sudah tepat menolak karyawan seperti kamu, mana suka membantah lagi, Saya heran kenapa kamu terpilih masuk di perusahaan ini.”

“ Maaf Pak, tapi saya akan berusaha dan bertanggung jawab pada pekerjaan saya.”

“ Sudahlah, latih dirimu untuk bekerja cepat, tidak ada perusahaan yang akan mempertahankan pegawai yang tidak berguna.”

“ Baik, Pak.”

Sakura hendak keluar dari ruangan atasannya ...

“Tunggu Sakura, kamu tau kan sebentar siang ada rapat ?”

“ Iya, Pak.”

“ Buatkan aku laporan untuk rapat sebentar. Ingat, kerjakan secepatnya, saat rapat sudah harus selesai.”

“ Baik, Pak.”

...

(Rapat)

“ Ini laporannya Pak.”

“ ... “

“... “

“ Kamu bisa nggak sih buat laporan presentasi ? Buat begini saja salah,”

“ Maaf, Pak ... Tapi, saya telah menyesuaikannya dengan laporan sebelumnnya”

“ Kalau laporan ini bagus, buat apa saya salahkan, ah?”

“ ... “

“ Sudahlah, sekarang perhatikan baik-baik selama rapat ini berlangsung dan buatkan saya laporannya”

“ Tapi, Pak ..."

“ Tapi apa, ah ? Kamu ingin menolaknya ?"

“ Tidak, Pak”

“ Buat dua laporan, laporan yang kacau ini dan laporan selama rapat berlangsung.”


Sakura POV
(malam hari)

                Namaku Sakura Haruno, usiaku 23 tahun. Sekarang aku bekerja di salah satu perusahaan terkenal di Jepang, perusahaan majalah konoha, ya walaupun masih magang sih. Aku memilih perusahaan ini, pertama karena ini adalah perusahaan terkenal, kedua karena temanku Ino ada disini, dan terakhir karena pemandangan malam Jepang terlihat sangat indah di atap perusahaan ini. Pemandangannya sangat indah, lampu-lampu disetiap bangunan bersinar dengan indahnya. Disinilah aku sekarang di atap perusahaan memandangi lampu-lampu yang bersinar membuat suasana hatiku yang tadinya kacau menjadi tenang. Hari-hariku di perusahaan ini sangatlah berat, khususnya selama 3 bulan ke depan, selama percobaanku berakhir dan aku dinyatakan sebagai pegawai tetap di perusahaan ini.


“ Sakura, kamu belum mau pulang ?” kata Ino mengagetkanku.

“ Ino, kamu mengagetkanku saja. Belum. “ kataku murung.

“ Kenapa ?” tanya Ino.

“ Aku masih harus menyelsaikan laporan rapat tadi, kalau tidak, orang itu akan memakanku besok.” kataku kesal.

“ Sakura ... yang sabar ya,” Ino langsung memelukku, “ Uchiha-sama memang begitu orangnya, tidak menyukai hal-hal yang tidak sesuai dengan keinginannya.” Lanjut Ino.

“ Tapi kan aku cuma pegawai baru, lagian apa pun protesnya tidak masuk akal, lagian wajar lah kalau aku berbuat kesalahan, “ kataku.

“ Ich,” Ino menjitak kepalaku, “ itu tidak wajar, apalagi untuk seorang Uchiha yang sempurnah itu, segitu saja kamu sudah dibilangi lelet.” kata Ino membela orang yang membuatku kesal.

“ ya ... ya ... ya... aku akui itu, tapi bela saja Mr. Uchiha itu, disini aku memang bukan sahabatmu,” kataku dengan kesal dan hendak pergi.

“ Sakura, tunggu dulu dong,” panggil Ino dan menarik tanganku, “ jangan ngambek gitu dong, gimana kalau aku beliin makanan ?” lanjut Ino membujukku.

“ Ich, aku tidak akan luluh semudah itu,” kataku tidak peduli.

“ Hya, Sakura ... aku minta maaf, oke ... gimana kalau aku bantuin kerjaan kamu ?” tawar Ino.

“ Sudahlah, sebaiknya kamu pulang saja, isi tenagamu untuk besok.” Kataku menyuruh Ino pulang.

“ Tapi kamu udah nggak marah kan?” tanya Ino.

“ Iya ... Iya ... aku nggak mungkin marah dengan sahabatku ini,” ku cubit pipi Ino dengan gemas campur kesal agar dia cepat pulang, “ tapi, boleh nggak sebelum pulang bikinin aku kopi dulu ?” lanjutku.

“ Siap, tuan putri” kata Ino dan pergi membuatkanku kopi.

Aku kembali ke meja kerjaku untuk menyelesaikan tugas dari bos tengik itu.


Author POV

Hari telah berganti pagi, terlihat gadis berambut pink yang tertidur di meja kerjanya.

“ Sakura, bangun !!,” kata Ino teman Sakura yang baru saja datang, “ sebentar lagi Uchiha-sama akan datang ...” lanjutnya.

“ Apa ? Apa? Apa?” kata Sakura tak karuan. Mendengar nama Uchiha langsung membuatnya sadar.

“ Tenang, dia belum datang, tapi sebentar lagi.” Kata ino menenangkan Sakura.

“ ufFFF ... tapi ... bagaimana penampilanku ? pasti berantakan sekali kan?” tanya Sakura pada sahabatnya.

“ Penampilanmu nggak penting, yang penting apakah pekerjaanmu sudah selesai ?” Tanya  Ino menyadarkan Sakura akan tugasnya.

“ o-iya ... laporanku ..., “ kata sakura sambil mencari laporannya, “ Ini dia, sudah selesai kok.” Kata Sakura sambil menunjukkan laporannya.

“ Kalau begitu pergilah ke toilet, rapikan dirimu, kamu berantakan sekali.” Kata Ino sambil mengarahkan Sakura ke Toilet.
...
Sakura telah kembali rapi, dia bersiap untuk menghadapi atasannya. Sakura memberanikan diri masuk ke ruangan atasannya.

“ Ini laporan yang kemarin Uchiha-sama!” kata Sakura sambil menyerahkan dokumen yang dikerjakannya semalaman.

“ ... “ atasan yang dipanggilnya Uchiha mengambil dokumen dan memeriksanya. Uchiha atau lengkapnya Sasuke Uchiha.

“ Bagus, ini lebih baik dari kemarin. O-iya, bikinin aku kopi!” kata Sasuke membuat Sakura dapat bernapas lega dan hendak berlalu dari ruangan itu, “ tunggu, apa semalam kamu lembur ?” tanya Sasuke melihat pakaian yang dipakai Sakura sama dengan yang kemarin.

“ Iya, Uchiha sama.” kata Sakura sedikit khawatir.

“ Kenapa kamu tidak mengerjakannya di rumah saja ?” tanya Sasuke.

“ Saya takut kalau saya mengerjakannya di rumah, saya tidak dapat menyelesaikannya.” Kata Sakura takut.

“Pulanglah, bersihkan dirimu dan ganti pakaianmu, saya tidak suka bekerja dengan orang yang berantakan!” kata Sasuke ketus.

“ Tapi, Uchiha-sama ... ini kan sudah jam kerja, saya tidak apa-apa, saya akan merapikan diri lagi nanti.” Kata Sakura.

“ Saya tahu, ini jam kerja ... tapi untuk 4 jam ke depan saya tidak butuh bantuanmu, jadi pergi bersihkan dirimu!” jelas Sasuke.

“ Baik, Pak.” kata Sakura dan langsung keluar dari ruangan Sasuke.

Ich, dasar Uchiha baka, semaunya saja menyuruh orang.” Kesal Sakura dalam hatinya.

“ Ada apa Sakura?” tanya Ino penasaran.

“ Nggak tau tuh, rambut pantat ayam itu menyuruhku membersihkan diri, katanya dia nggak tahan bekerja dengan orang yang nggak rapi, padahal kan aku sudah rapi, hanya saja pakaianku ...” kata Sakura memelankan suaranya agar tidak ada yang mendengarnya kecuali Ino.

“ Sudahlah, bukannya itu malah bagus, kamu bisa menyegarkan dirimu, lagian rumahmu tidak terlalu jauh ... sebaiknya sekarang kamu bergegas pulang.” Kata Ino menenangkan Sakura.

“ Baiklah, aku pulang.” Kata Sakura pasrah.


@Rungan Sasuke

HP Sasuke berbunyi tanda ada yang menelpon, terlihat di layar kata Okasan. Sasuke mengangkat telpon dari ibu tercintanya.

“ Okasan, ada apa ?” kata Sasuke.

“ Sasuke, kamu tidak lupa kan sebentar ada pertemuan?” kata Ny. Uchiha.

“ Tidak, kok ... Aku akan datang okasan,” kata Sasuke meyakinkan Ibunya.

“ Ingat, jangan sampai telat!” kata Ny. Uchiha.

“ Aku nggak janji untuk tidak telat, tapi aku janji akan datang okasan, jadi jangan khawatir.” Kata Sasuke.

“ Baiklah, yang jelas pastikan kamu akan datang.” Kata Ny. Uchiha.


@Rumah keluarga Haruno

Sakura pulang ke rumahnya dengan muka lesuh.

“ Okasan, Otousan, Sakura pulang.” Kata Sakura dengan nada malas.

“ Sakura, kamu kok sudah pulang?” kata Ny. Haruno.

“ Tidak apa-apa, Okasan ... aku hanya diberi waktu untuk membersihkan diri dulu.” Kata Sakura masih lemas, “ kalau begitu, okasan, aku pergi mandi dulu.” Kata Sakura menuju kamarnya.

...

Sakura telah selesai membersihkan dirinya dan berganti pakaian, selanjutnya Sakura bersiap kembali ke kantornya walau batasnya masih ada 2 jam lagi.

“ Sakura, kamu sudah mau pergi?” kata Ny. Haruno.

“ Iya, ada apa ?” kata Sakura sambil mengambil segelas air.

“ Kamu, masih punya waktu nggak?” kata Ny. Haruno ragu.

“ Ada sih, emangnya kenapa, okasan?” tanya Sakura dan meminum segelas air yang berada di tangannya.

“ mmm ... begini ... kamu mau tidak menemani okasan bertemu dengan teman okasan ?” kata Ny. Haruno, takut Sakura menolak.

“ Bisa sih, tapi nggak lama kan, okasan?” kata Sakura setuju.

“ Nggak kok.” Kata Ny. Haruno lega.

Sakura dan Ibunya bersiap untuk pergi menemui teman ibunya.


@Mobil

“ Sakura, kamu percaya kan kalau okasan menginginkan yang terbaik untukmu?” kata Ny. Haruno membuka pembicaraan di dalam mobil.

“ Iya, okasan ... sakura percaya,” kata Sakura dengan senyum di wajahnya.

“ Termasuk jika okasan memilihkanmu suami?” tanya Ny. Haruno sedikit khawatir.

“ Iya,” kata Sakura dengan santai, “ tunggu ... okasan tidak bermaksud menjodohkanku dengan anak teman okasan kan?” tanya Sakura sadar akan arah pembicaraan Ny. Haruno.

“ ... “ tidak ada jawaban dari Ny. Haruno.

“ Okasan ... tapi aku kan baru masuk kerja, masa okasan sudah mau menikahkanku.” Kata Sakura dengan nada kesal namun tetap fokus menyetir.

“ Itu kan tidak masalah, kamu bisa kerja kok sambil berkeluarga, okasan mencarikanmu pria yang mau mengerti dirimu kok.” Jelas Ny. Haruno.

“ Tapi... okasan ...” kata Sakura masih tidak menerima.

“ Percaya saja sama okasan, kamu tidak mau melihat okasan bahagia?” kata Ny. Haruno meyakinkan Sakura.

“ Pasti okasan ... Sakura ingin okasan bahagia,” kata Sakura luluh melihat wajah ibunya, “ baiklah kalau begitu, apa pun pilihan okasan, pasti yang terbaik untukku.” Kata Sakura menerima perjodohan ibunya dan tersenyum dengan manis pada Ibu tercintanya. Sakura sangat menyayangi ibunya dan tidak pernah mengecewakan ibunya.


@Cafe Ichiraku

Sakura dan Ny. Haruno telah sampai di tempat pertemuan mereka. Pelayan membawa mereka ke meja yang telah dipesan. Tampak di meja itu seorang wanita seumuran Ny. Haruno duduk dengan anggun.

“ Kamu udah lama nunggu ya? Maaf ya.” Tanya Ny. Haruno pada temannya.

“ Tidak kok, aku baru saja sampai.” Kata teman Ny. Haruno dengan senyum indah di wajahnya.

“ O-iya, kamu sendiri? Anakmu mana?” tanya Ny. Haruno heran melihat temannya hanya datang sendiri.

“ ow, anakku datang terlambat, masih ada urusan di kantornya, tapi dia akan segera datang kok,” jelasnya, “o-iya, anakmu ?” tanya teman Ny. Haruno.

“ Perkenalkan, anakku,” kata Ny. Haruno memperkenalkan Sakura dengan bangga.

“ Namaku Sakura Haruno.” Sapa Sakura dengan senyum di wajahnya.

“ Wah, anakmu sangat cantik, bagaimana anakku tidak menyukainya, melihat fotonya saja dia langsung berkata ya.” Kata teman Ny. Haruno senang.

“ Arigatou, Ny ...,” kata Sakura canggung.

“ Oba-san, panggil saja begitu.” Kata teman Ny. Haruno.

“ Baik, oba-san.” Kata Sakura lembut.

Sakura dan teman Ibunya mengobrol dengan seru sampai akhirnya seseorang datang.

“ Okasan, gomen ... tadi banyak sekali berkas yang harus ditanda tangani,” kata pemuda yang baru datang memanggil teman Ny. Haruno dengan sebutan okasan.

“ Sudahlah, sebaiknya kamu sapa teman Ibu dan anaknya.” Kata teman Ny. Haruno.

“ Hai, Oba-san, namaku SASUKE UCHIHA,” kata pemuda yang ternyata adalah atasan Sakura, 
“Hai, Sakura-san.” lanjut Sasuke menyapa Sakura.
Sakura hanya memandangi pria yang akan dijodohkan dengannya dengan kaget.

“ Mikoto-san, ternyata anakmu aslinya lebih tampan dari fotonya, pasti Sakura menyukainya, iyakan Sakura?” tanya Ny. Haruno pada putrinya yang masih saja bengon melihat pria yang berada di hadapannya sekarang.

“ Sakura ? Sakura?” panggil Ny. Haruno tapi tidak berhasil menyadarkan Sakura.

“ Sakura-chan ... “ panggil Ny. Uchiha dan sontak saja Sakura langsung sadar.

“ Ya, Oba-san, kenapa?” kata Sakura kaget.

“ Kamu yang kenapa sayang?” kata Ny. Uchiha dengan lembutl.

“ Tidak apa-apa kok, obasan.” Kata Sakura berusaha tenang.

“ Mungkin Sakura terpesona dengan Sasuke, jadi dia tidak bisa melepaskan pandangannya dari Sasuke.” Ledek Ny. Haruno.

“ Okasan ... tidak kok, okasan ada-ada saja.” Kesal Sakura pada ibunya.

“ Mungkin dia agak canggung, soalnya kami bekerja di kantor yang sama dan aku atasannya.” Kata Sasuke dengan tenang.

“ Jadi kalian satu kantor? Kenapa baru bilang sekarang Sasuke?” tanya Ny. Uchiha pada anknya.

“Aku cuma mau kasih kejutan pada Sakura, kalau aku sudah bilang duluan pasti sekarang okasan sudah memberitahu kalau anakmu adalah aku dan kita tidak akan melihat wajah lucu Sakura tadi.” Kata Sasuke sambil melirik Sakura.

“ Okasan, obasan, aku permisi dulu ke toilet.” Kata Sakura bermaksud melarikan diri sejenak untuk menjernihkan fikirannya.

Sakura berlalu  ke toilet.

“ Okasan, obasan, aku juga permisi dulu.” Kata Sasuke setelah kepergian Sakura.
Sakura pergi ke toilet, namun dia hanya berdiri dan mondar-mandir di depan toilet cafe.

“ Apa yang harus aku lakukan ? kenapa orang itu sih yang akan dijodohkan denganku?” tanya Sakura pada dirinya sendiri.

 “ Hai, Sakura, kamu nggak masuk?” terdengar sebuah suara yang mengagetkan Sakura.

“ ah, Uchiha-sama ... ini ... aku baru mau masuk ...” kata Sakura hendak masuk ke dalam toilet menyembunyikan kegugupannnya.

“ Sakura, tunggu ...” kata Sasuke sambil menarik tangan Sakura, “ Aku tahu, kamu pasti masih bingung dengan keadaan sekarang, kamu sudah tahu kan kita akan dijodohkan?” lanjut Sasuke.

“ Iya, okasan tadi baru memberitahuku,” kata Sakura sedikit risih, “ Maaf Pak, saya masuk dulu.” Lanjut Sakura untuk melarikan diri dari suasana yang canggung ini.
“ Aku setuju dengan perjodohan ini ...,” kata Sasuke membuat langkah Sakura berhenti, “ Aku cuma ingin bilang, sebaiknya kamu tidak menolak perjodohan ini agar kedua orang tua kita tidak kecewa, terlebih ibuku, aku tidak ingin melihat raut kesedihan diwajahnya.” lanjut Sasuke dan berlalu pergi.

“ Ich, orang itu memang selalu berbuat sesukanya, dasar Mr. Uchiha Baka ... “ kata Sakura dalam hatinya.

...

Sakura kembali dari toilet dan bergabung dengan orang-orang yang sedari tadi menunggunya.

“ Okasan, Obasan, maaf Sakura lama,” kata Sakura saat baru saja duduk.

“ Tidak apa-apa sayang.” Kata Ny. Uchiha.

“ Maaf okasan, obasan, aku sudah harus pergi kembali ke kantor,” kata Sakura ingin pamitan karena waktunya sudah hampir habis.

“ Kok kamu buru-buru gitu,  bosmu kan ada disini jadi santai saja, lagian kita belum membahas ...” kata Ny. Uchiha ingin menahan kepergian Sakura.

“ Tidak obasan, aku baru pegawai magang di perusahaan, aku tidak ingin dianggap tidak disipli, soal perjodohan ... aku ... setuju dengan perjodohan ini.” Kata Sakura pasrah.

“ Kamu betul setuju? Baiklah kalau begitu, kita lanjutkan saja nanti,” kata Ny. Uchiha senang.

“ Kalau begitu, aku pergi dulu okasan,” kata sakura pamit pada ibunya dan mencium pipi ibunya, “ Obasan, aku pergi dulu,” lanjut Sakura pada Ny. Uchiha.

“ Tunggu Sakura, sebaiknya kamu pergi sama Sasuke, kalian kan sekantor dan sekalian mempererat hubungan kalian.” Kata Ny. Uchiha menyarankan.

“ Tidak usah obasan, aku bawa mobil kok.” Kata Sakura menolak.

“ Biar okasan yang membawa mobilmu, kamu sama Sasuke saja.” celetuk Ny. Haruno.

“ Sudahlah, kita pergi bersama saja, aku juga sudah mau ke kantor.” Kata Sasuke langsung menarik Sakura.

“ hahahaha ... Sasuke cepat juga ya ...” kata Ny. Haruno melihat tingkah Sasuke.

“ Begitulah anakku, “ kata Ny. Uchiha dan mereka pun tertawa bersama dan melanjutkan obrolannya.


@Mobil

Suasana yang sangat tenang di dalam mobil antara Sasuke dan Sakura, Sakura sedari tadi hanya melamun memikirkan tentang perjodohannya.

“ Apa yang harus aku lalukan ? kenapa aku harus terjebak dengan orang menyebalkan disampingku ini ? ya-Tuhan, apa kesalahanku di masa lalu ?” kata Sakura dalam hatinya.

“ Sakura ... “ Panggil Sasuke.

“ Iya ?” kata Sakura tersadar dari fikirannya yang kacau.

“ Apa yang kamu fikirkan ?” tanya Sasuke.

“ Tidak apa-apa,” jawab Sakura, “ O-iya, Uchiha-sama, kenapa Uchiha-sama menyetujui perjodohan ini ?” tanya Sakura.

“ Seperti yang aku bilang tadi, aku hanya tidak ingin membuat ibuku sedih.” kata Sasuke singkat.

“ Apa tidak apa-apa menikah dengan orang yang tidak dicintai ?” tanya Sakura lagi.

“ Hm ... asalkan ibuku senang, tidak masalah melakukan hal itu,” Kata Sasuke santai.
“ Ich, dasar egois ... bagimu tidak masalah tapi bagiku masalah, bagaimana kehidupanku nanti?” kata Sakura kesal dalam hatinya.

“ Sama halnya dengan kamu, kamu pasti menyetujuinya demi ibumu kan?” tanya Sasuke balik.

“ Iya sih, tapi ...” kata Sakura terpotong.

“ Sudahlah, kita jalani saja, mau ada cinta atau tidak kita tetap bisa hidup kan,” kata Sasuke santai lagi.

“ Ich, menyebalkan ... orang ini menyebalkan sekali ... Sakura ... apa yang kamu harapkan?” kata Sakura kesal sekali lagi pada dirinya sendiri.
Setelah percakapan singkat mereka, tiba-tiba Sasuke menghentikan mobilnya.

“ Turun ...” kata Sasuke tiba-tiba.

“ Kenapa ? kitakan belum sampai di kantor ?” kata Sakura heran.

“ Perusahaan sudah dekat, memangnya kamu ingin kita dilihat bersama sama semua orang?” kata 
Sasuke.

“ Tapi kan kita mau menikah ? jadi apa salahnya?” tanya Sakura.

“ Sudahlah turun saja, aku tidak ingin menjadi bahan gosip di kantor.” Kata Sasuke dan dengan pasrah Sakura turun dari mobil mengikuti kata-kata Sasuke. Baru saja Sakura turun, langsung saja Sasuke tancap gas berlalu meninggalkan Sakura.

“ Ich, dasar RAMBUT PANTAT AYAM ... Mr. UCHIHA BAKA ... BOCAH UCHIHA TENGIK...“ teriak Sakura kesal, “ orang itu selalu saja menjengkelkan, bukanya lebih lembut sedikit, dia kan akan menikahi ku ... oh-Tuhan ... bagaimana nasibku ? bagaiman hari-hariku ke depannya? Rasanya aku ingin pergi jauh dari orang menyebalkan itu.” kata Sakura frustasi.
Sakura sangat kesal dengan tindakan Sasuke dan dengan terpaksa di aberjalan menuju perusahaannya.


@Perusahaan Konoha

Sakura telah sampai di kantornya tepatnya sekarang dia berada di meja kerjanya. Saat Sakura baru ingin duduk di kursinya, Sakura dipanggil ke ruangan Sasuke.

“ Sakura, kamu darimana saja sih, kenapa lama sekali ?” tanya Ino pada Sakura saat Sakura baru duduk.

“ Tadi ada sedikit masalah, memangnya kenapa ?” tanya Sakura.

“ Sekarang lebih baik kamu mengahadap ke Uchiha-sama, dari tadi dia memanggilmu.” Kata Ino cemas.

“ Emang ada apa ?” tanya Sakura.

“ Sudah, sebaiknya kamu pergi sebelum dapat masalah.” Kata Ino lagi.

Sakura pun pergi ke ruangan Sasuke dan masuk dengan rasa kesalnya pada Sasuke.

“ Uchiha-sama memanggilku ?” tanya Sakura saat sampai di depan Sasuke.

“ Apa yang kamu lakukan ?” tanya Sasuke balik.

“ ... “ Sakura bingung dengan pertanyaan Sasuke.

“ Apa waktu 4 jam tidak cukup buat kamu bersihkan diri ? begitu saja masih harus telat.” Kata Sasuke dingin.

“ Tapi tadi kan ...” kata Sakura terpotong.

“ Sudahlah, sekarang copy dokumen ini,” kata Sasuke sambil melempar dokumen pada Sakura.

“ Baik, Pak.” Jawab Sakura pasrah.

Sakura keluar dari ruangan Sasuke.

“ Ich, dasar monster ...” kata Sakura dalam hatinya.



TBC ...




Semoga kalian suka  dan kalau memungkinkan, silahkan tinggalkan jejak kalian ...